Ini cerita inspiratif yang saya dapatkan saat saya mengikuti materi PPKMB FPK Unair 2011. Pematerinya kebetulan adalah kakak angkatan saya, tapi saya lupa nama dan angkatannya --". Ia bisa dibilang sebagai salah satu mahasiswa yang berprestasi dan cukup aktif di ormawa. Pada saat ia memasuki kelas saya, ia hanya memberikan materi ringan namun menarik. Salah satunya adalah saat kakak itu memutarkan sebuah video. Saat itu saya pikir, "wah.. pasti geje". Eh ternyata saya salah. Video itu sederhana namun membuat saya tetap ingin memperhatikannya. Berisi tentang kisah nyata seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Indonesia (bukan kakak angkatan saya tadi). Mahasiswa itu mempunyai banyak mimpi, sehingga suatu hari ia memutuskan untuk menuliskan semua mimpi-mimpinya di secarik kertas kosong. Begitu banyak yang ia tulis, mulai dari yang konyol dan sederhana sampai mimpi yang bisa dibilang mustahil dan teramat susah untuk diwujudkan. Setelah itu ia tempelkan kertas itu di dinding kamar kosnya. Tidak sedikit temannya yang melihat kertas itu dan menertawakannya. Mereka pikir itu hal yang konyol, mustahil untuk dilakukan oleh mahasiswa tadi. Tapi mahasiswa itu tidak gentar, ia memikirkan strategi bagaimana agar mimpi-mimpinya dapat terwujud tepat waktu. Oleh karena itu ia membuat deadline untuk setiap mimpinya, entah dalam wujud  minggu, bulan bahkan tahun.
Dengan sabar dan tawakal, perlahan ia berusaha mewujudkan mimpi itu satu persatu. Tinta merah perlahan mulai mencoret tulisan bolpoin hitam yang bertuliskan mimpi-mimpinya pertanda ia telah berhasil mewujudkan mimpi-mimpi itu. Bahkan salah satunya adalah ia berhasil menjadi mahasiswa terbaik nasional (saya juga lupa tahun berapa --"), ia berhasil mengikuti MTQ Nasional, memenangkan PKM, ikut beasiswa ke luar negeri dan lain sebagainya. Betapa ia berhasil membungkam tawa dan cemooh teman-temannya dengan mimpi-mimpi yang telah berhasil ia taklukkan. Namun ia tidak ingin sombong, ia hanya senang dan bersyukur bisa membuat mimpinya jadi kenyataan. Yang bikin saya kagum lagi, di salah satu mimpinya, tertulis "Ingin naik haji bersama Ibu dan Ayah". Subhanallah, merinding bulu kuduk saya saat itu. Karena jujur, itu adalah salah satu mimpi terbesar saya. Begitu senangnya saya melihat keberhasilan mahasiswa itu, bukan iri, tapi karena memang dia pantas mendapatkan hal itu.
Setelah video itu selesai, kakak angkatan saya menunjukkan kertas mimpinya kepada saya dan teman-teman. Kertasnya lusuh, banyak coretan. Ia mencoba hal yang sama dengan mahasiswa di video tadi. Ia memotivasi kami kurang lebih seperti ini: "Beranilah bermimpi, segila apapun mimpi itu, raihlah! Jangan hiraukan cemooh orang dan tetap sabar. Man jadda wajadda, man shabara zhafira. Dan yang terpenting, jangan hanya berangan-angan "aku pengen ini ahh", jangan. Tapi tulis mimpi kalian, karena kalo kalian hanya berangan-angan, mimpi itu entah kapan bisa terwujud, malahan kalian akan lupa dengan mimpi kalian. Buatlah deadline yang wajar dan jalankan semuanya dengan istikomah. Insya Allah kalian bisa. Semua orang punya mimpi bukan? Cuma kita yang mampu mewujudkannya, Insya Allah.."

Kalau kertas saya? Hahaha biar saya saja yang tau :p

Leave a Reply